MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Peringatan isra’ mi’raj Nabi Muhammad, SAW di Masjid Agung Baitul Makmur Curup ‘’dibanjiri’’ ribuan Jemaah. Isra’ mi’raj dilaksanakan pukul 09.00 WIB, Senin, (19/2).

Isra’ mi’raj dihadiri Bupati Drs. H. Syamsul Effendi, MM, Sekdakab, Yusran Fauzi, ST. Ketua TP PKK, Hj. Hartini Syamsul, Ketua GOW, Indah Triwahyuni dan Ketua DWP. Serta para kepala dinas instansi dan para ketua organisasi Islam seperti MUI, FKUB, dewan masjid, Baznas dan majelis ta’lim. Termasuk pelajar.

‘’Perjalanan isra’ mi’raj, memiliki hikmah bagi pembangunan manusia seutuhnya serta masyarakat adil dan makmur. Serta menjalankan hidup secara seimbang dan mengendalikan diri dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Termasuk dalam melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan tugas-tugas kemasyarakatan,’’ kata bupati dalam sambutannya.

Dikatakan, perjalanan isra’ mi’raj, telah membangkitkan semangat baru Nabi Muhammad dalam menyebar syiar Islam. Yakni dengan buah tangan yang diperoleh dari Allah tentang kewajiban menunaikan salat 5 waktu.

‘’Secara garis besar isra’ mi’raj mengandung tiga unsur utama. Yakni, keimanan, amaliah ibadah salat dan ilmu pengetahuan,’’ lanjut bupati.

Bupati juga mengimbau masyarakat dan ASN untuk memanfaatkan momentum isra’ mi’raj dalam meningkatkan semangat bekerja, belajar dan membangun. Sehingga bisa bekerja sinergis dan terintegritas.

Sementara, Ustadz H. Agusten, S.Ag, M.H.I dalam ceramahnya mengurai makna isra’ mi’raj. ‘’Perintah salat merupakan satu-satunya perintah yang diterima nabi tanpa perantara Malaikat Jibril. Perintah salat diterima langsung nabi dari Allah di sidratulmuntaha,’’ jelas Agusten.

‘’Kesempurnaan salat itu ditentukan oleh tiga hal. Pertama terkait waktu. Begitu masuk waktu segera bergegas tunaikan salat. Kedua tentang cara bagaimana kita melaksanakan salat. Ketiga, terkait tempatnya. Dimana kita melaksanakan salat, apakah di masjid atau bukan. Sempurnakan salatmu maka Allah akan menyempurnakan rezekimu,’’ tutur Agusten.

Dikatakan, isra’ mi’raj merupakan perjalanan nabi dari masjid ke masjid. Yakni, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho. Jadi bukan dari gunung ke gunung.

‘’Jadi kita dituntut untuk memakmurkan masjid dan tidak boleh jauh-jauh dari masjid. Karena salat merupakan tiang agama. Sempurnakan salat kita dengan haji, dengan umroh, dan dengan sadaqoh,’’ demikian mengakhiri. (rhy)

Editor : Rahman Jasin