MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Bupati Rejang Lebong, Drs.Syamsul Effendi,MM meminta Perumda Air Minum Tirta Bukit Kaba untuk terus meningkatkan kwalitas pelayanan.

‘’Perumda Air Minum harus professional dalam memenuhi tuntutan tugas. Diharapkan pelatihan Psychologis Excellent yang dilaksanakan hari ini dapat menjadi bekal karyawan dalam meningkatkan kwalitas pelayanan terhadap pelanggan,’’ kata Bupati saat membuka pelatihan quality service excellent karyawan Perumda air minum yang digelar di aula Hotel Syakila Curup, Selasa, (14/11).

Pelatihan quality service excellent ini lanjut Bupati dapat dijadikan penyegar bagi karyawan. Sehingga, usai mengikuti pelatihan ini, para karyawan dapat lebih focus dalam menjalankan tugas rutin. Jika kwalitas pelayanan bagus maka, pelanggan tidak akan keberatan untuk membayar tagihan.

Selain itu bupati juga berpesan agar jajaran karyawan Perumda Air Minum Bukit Kaba tidak alergi dengan kritik. Untuk itu, karyawan juga harus peka dengan lingkungan kantor. Jika muncul persoalan segera dikomunikasikan.

‘’Jika muncul permasalahan cepat selesaikan agar perusahaan tidak bangkrut. Kalau rugi bagaimana bisa membayar gaji karyawan,’’ ujar bupati.

Untuk menjaga agar kondisi managemen Perda Air Minum tetap berjalan baik, bupati meminta direksi bersama dewan pengawasan dapat bersinergi dalam menyusun program perusahaan.

Sementara Direktur Perumda Air Minum Bukit Kaba, Hendra Novianzah, menjelaskan, selain focus pada peningkatan kapasitas SDM, juga focus pada upaya perbaikan jaringan distribusi. Plus meningkatkan kwalitas pelayanan terhadap pelanggan dan masyarakat.

‘’Untuk mendukung peningkatan kwalitas pelayanan, kita membentuk tim siaga tanggap. Sehingga, tim ini dapat bergerak cepat menanggapi kerusakan jaringan yang dilaporkan pelanggan. Soalnya, hamper setiap hari ada laporan tentang kerusakan jaringan. Karena, jaringan kita memang sudah tua,’’ tutur Hendra.

Selain itu, lanjut Hendra, total pelanggan aktif tercatat sekitar 14.000 pelanggan. Sedangkan total tagihan yang berhasil dihimpun sekitar Rp 100 juta per bulan atau Rp.1,2 miliar perbulan.

‘’Total tunggakan pelanggan tergolong tinggi. Hingga saat ini diperkirakan mencapai Rp 10 miliar. Tapi, kita terus berusaha melakukan pendekatan agar pelanggan macet itu mau membayar tunggakannya walau harus mencicil. Misalnya membayar 1/3 dari nilai tunggakan. Tapi jika benar-benar macet, maka kita lakukan pemutusan sambungannya,’’ papar Hendra.

Sedangkan Dewan Pengawas Perumda Air Minum Tirta Bukit Kaba, Pranoto Majid, SH, MSi, mengakui bahwa kondisi Perumda saat ini masih dalam kondisi sehat.

‘’Terbukti hingga saat ini, Perumda Air Minum sudah bisa mandiri. Namun, perumda masih membutuhkan penyertaan modal dari Pemkab untuk mengembangkan perusahaan.Selain itu, regulasi yang mengatur tata Kelola perusahaan juga perlu disesuaikan dengan kondisi sekarang,’’ tukas Pranoto.

Pranoto juga mengupas bahwa perusahaan air bersih ini didirikan tahun 1982 dengan nama Badan Pengelola Air Minum dibawah Dinas PU. Tahun 1986 perusahaan ini berubah nama menjadi perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Dharma. Selanjutnya berganti nomenklatur lagi menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Bukit Kaba.

‘’Jadi jaringan distribusi air bersih perusahaan ini sudah berusia 41 tahun. Makanya diperlukan peremajaan,’’ katanya. (rhy)

Editor : Rahman Jasin