MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Kelompok Kuda Kepang dan debus ‘’Sekar Putro Budoyo Manggolo’’ Desa Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang tampil memikat di arena Kaba Fest 2023 di Lapangan Sumber Urip, Minggu, (29/10).

Seni kuda kepang yang sering disebut jaran kepang atau kuda lumping itu merupakan kesenian tradisi masyarakat Jawa. Begitu juga dengan seni debus yang menampilkan kehebatan ilmu kanuragan.

Sebelum tari kuda kepang atau jaran kepang dan debus ditampilkan sesepuh lebih dulu memanjatkan doa memohon izin kepada Allah agar pertunjukan berjalan lancar. Serta para penari dan pendukung bisa selamat dari bahaya. Maklum, kesenian tradisi ini tidak terlepas dari nuasa mistis.

‘’Kelompok Sekar Putro Budoyo Manggolo ini sudah lama berdiri di Desa Sumber Urip. Kelompok ini dipimpin Pak Budiman. Dan saya Jumono sebagai sesepuh,’’ kata Juwono selepas memanjatkan doa yang dilengkapi dengan dupa berkemenyan dan lengkap dengan sesajen.

Gerak Tari Kuda Kepang memang khas dan energik. Sebab, kesenian ini diciptakan untuk menggambarkan kegagahan para prajurit yang menunggang kuda. Untuk itu, kuda yang ditunggangi prajurit gagah itu dilambangkan dengan kuda yang terbuat dari anyaman bambu dengan kepala kuda yang lebih besar lengkap dengan bulu lebat di bagian kepala. Serta badan dibuat memanang tanpa kaki. Karena, kaki penari berperan sebagai kaki kuda.

Para penari langsung bergerak mengikuti irama gamelan yang dimainkan secara langsung para nayogo Sekar Putra Budoyo Manggolo.

Tari kuda kepang kedua terlihat lebih atraktif. Karena bukan hanya menampilkan 4 penari laki-laki yang membawa kuda kepang. Tapi, ada 2 penari perempuan yang bergerak lincah dan dinamis memainkan kepangan berbentuk babi hutan.

Pertunjukan lain yang tak kalah seru adalah pertunjukan debus. Betapa tidak. Dalam pertunjukan ilmu kanuragan ini, beberapa penari kuda kepang dibaringkan di atas meja. Lalu, golok panjang dan tajam disayatkan dibagian leher, tangan, dada dan perut penari berkali kali. Namun, golok yang disayatkan dan dibacokan Jumono selaku sesepuh kelompok ini sama sekali tidak melukai penari.

Pertunjukan debus ini sudah barang tentu membuat bulu kuduk penonton merinding. Suasana tegang menyelimuti benak para penonton. Tepuk tangan penonton pecah Ketika pertunjuan debus berakhir. (rhy)

Editor : Rahman Jasin