MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Rayakan HUT ke-40 Desa Batu Dewa, Curup Utara menggelar ‘’kedurei agung’’. Prosesi kedurei yang diselenggarakan berlangsung khidmat pukul 13.30 WIB – 15.30 WIB, Jum’at, (22/12).

Prosesi kedurei agung dihadiri Bupati Rejang Lebong, Drs. H. Syamsul Effendi, MM, Ketua TP PKK, Hj. Hartini Syamsul Effendi, S.Sos, M.Si. Kadis PUPR, Rektor Vande Armada, ST, Kadis PMD, Suradi Rifai, S.Sos dan staf ahli bupati, Ir.Amrul Eby, M.Si dan Camat Curup Utara, Budiman. Serta perangkat desa, perangkat adat, perangkat agama dan masyarakat Desa Batu Dewa.

Sebelum prosesi ritual kedurei agung yang dipimpin Ketua BMA Kabupaten Rejang Lebong, Ir. Muhammad Faizar dimulai, bupati dan rombongan lebih dulu disambut secara adat. Sekapur sirih dipersembahkan sepasang penari dari Sanggar Bumei Pat Petulai. Irama gong kelintang dan debab membahana mengiringi langkah gadis dan bujang penari.

‘’Tepat hari ini, Jum’at, (22/12), Desa Batu Dewa merayakan HUT ke-40. Hari ulang tahun ini ditetapkan berdasarkan tanggal pelantikan Mamanda Senul sebagai Kades pertama yang dikukuhkan 22 Desember 1983 lalu. Kades kedua, mamanda Saiful. Lalu, Mamanda Firmansyah menjabat 3 periode. Tanggal 21 Agustus 2023 saya dilantik menjadi Kades keempat,’’ ungkap Kades Batu Dewa, Putra Jaya.

Dikatakan, selama 100 hari pertama, Kades mengaku sudah melaksanakan beberapa kegiatan. Mulai dari mengaktifkan pelayanan di balai desa. Melakukan pemugaran situs purbakala ‘’Batu Dewa’’ dan ‘’Batu Bejemur’’ yang merupakan cagar budaya. Membangun pelapis tebing dan beronjong. Ditambah pemberian bantuan pangan non tunai untuk 48 KK. Pemberian makanan tambahan untuk warga stunting yang digerakkan tim PKK.

‘’Untuk ketahanan pangan kita membentuk kelompok peternak kambing. Selain kedurei agung sebagai rangkaian HUT Desa Batu Dewa kita juga menggelar lomba senam ibu-ibu yang akan dilaksanakan besok Sabtu, (23/12),’’ ujar Kades.

Sementara bupati mengungkapkan rasa hormat dan bangganya kepada Kades yang telah mampu merealisasikan program pembangunan desa selama kurun 100 hari.

‘’Gunakan dana desa untuk kepentingan pembangunan desa dan kepentingan masyarakat desa. Selagi kegiatan yang dilaksanakan tidak melanggar aturan silahkan lanjutkan. Khusus untuk kegiatan 2025, silahkan ajukan proposal. Tapi sebelumnya program yang akan diusulkan lebih dulu dibahas bersama BPD,’’ terang bupati.

Sedangkan Ketua BMA Rejang Lebong, Muhammad Faizar mengulas tentang kisah perjalanan Desa Batu Dewa.

‘’400 tahun yang lalu, Desa Batu Dewa ini masih bernama Desa Bunian. Ketika masyarakat dilanda wabah. Sehingga masyarakatnya keluar dari desa dan bergabung dengan Dusun Curup. Makanya sebelum mekar menjadi desa, wilayah ini merupakan wilayah administratif Dusun Curup,’’ jelas Faizar.

Dikatakan, tahun 1947 peneliti asal Belanda menemukan situs purbakala berbentuk pecahan batu. Yakni situs batu desa dan situs batu berjemur. Termasuk menemukan lubang-lubang yang diperkirakan sebagai rumah batu. Plus, beliung dan kapak batu yang ditemukan di dalam tempayan kubur. ‘’Jadi Desa Batu Dewa ini merupakan desa tertua di Rejang Lebong,’’ ujarnya.

Faizar memberikan apresiasi kepada Kades yang melakukan pemugaran situs batu desa dan cagar budaya batu berjemur. Bahkan, Faizar juga berharap prosesi kedurei agung ini dapat dilaksanakan di desa-desa lain. Sehingga, prosesi adat ini tetap terjaga kelestariannya.

Proses kedurei agung diawali dengan pembacaan kalam ilahi. Serta dilanjutkan dengan pembacaan doa. Asap dupa mengudara menebarkan aroma wewangian. Berbagai pusaka seperti keris, siwar dan rodos dan mata beliung batu dan mata kapak batu juga disusun diantara tudung saji.

Usai acara puncak kedurei agung, bupati bersama Kades, tokoh dan pemuka masyarakat desa melakukan ziarah ke situs batu dewa dan cagar budaya batu bejemur. Di batu bejemur, bupati dan istri meletakkan sesaji. Sedangkan ketika ziarah di batu dewa, sesaji dibawa 7 putri berparas jelita. Setiap sesaji yang dibawa gadis berpakaian kebaya lengkap dengan kerudung itu satu persatu diletakan di situs batu dewa. Setelah ziarah dilanjutkan dengan santap bersama. (rhy)

Editor : Rahman Jasin