MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Dinas Pariwisata Rejang Lebong menggelar pelatihan pemasaran digitalisasi atau digital branding. Pelatihan diikuti 40 peserta terdiri dari pengusaha UMKM. Pelatihan dilaksanakan di Hotel Golden Rich Curup selama 3 hari, 10-12 Desember 2023.

‘’Pelatihan ini diikuti 40 pengusaha kerajinan tangan atau kriya, dan pelaku usaha industry kuliner di Rejang Lebong,’’ ungkap Ketua Panitia Pelaksana, Dicky Eka Putra dari Dispar.

Materi pelatihan lanjut Dicky disampaikan dalam 3 metode. Yakni, 50 persen materi teori, 16,67 persen diskusi dan 33,33 persen praktik lapangan.

Sedangkan Kadis Pariwisata, M.Budianto, ST, MT menjelaskan, pelatih ini merupakan pelatihan ke-4 yang dilaksanakan Dispar. ‘’Kita harapkan para peserta dapat mengambil manfaat dari pelatihan ini. Sehingga, para pengusaha dapat memasarkan produk secara digital untuk memacu peningkatan ekonomi,’’ ujar Budianto.

Sementara Bupati Drs.H.Syamsul Effendi, MM yang diwakili Staf Ahli, Syahfawi, SKM memberikan apresiasi kepada Dispar yang telah menggelar pelatihan pemasaran digitalisasi.

‘’Alam Rejang Lebong sangat indah. Sehingga banyak objek-objek wisata alam yang menarik. Mulai dari Bukit Kaba beberapa destinasi lain. Seperti, air terjun kembar di Desa Belitar Seberang dan air terjun Batu Betiang. Termasuk, objek-objek wisata agro. Termasuk produk kriya dan UMKM. Seluruh objek wisata ini perlu dipromosikan secara digital melalui medsos. Sehingga keberadaan objek wisata kita bisa dipromosikan secara luas,’’ kata Syahfawi.

Disesi pertama, Minggu, (10/12), peserta yang terdiri dari para pengusaha kuliner, kriya dan pengelola destinasi wisata di Rejang Lebong itu diberikan 3 materi. Yakni, ‘’Kebijakan dan program pembangunan kepariwisataan daerah untuk pemasaran pariwisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi’’. Materi ini disampaikan Asisten I, Pranoto Majid, SH, MSi dan dipandu Anita Melina F, SE, MM selaku moderator.

‘’Ada banyak factor pendukung pembangunan pariwisata . Mulai dari destinasi, ekonomi kreatif, UMKM, transfortasi, hotel dan rumah makan,’’ kata Pranoto Madjid.

Digitalisasai ini dikuasai generasi ‘’Z’’ dan generasi milenial. Generasi Z merupakan penduduk berusia 11 – 23 tahun. Sedangkan generasi milenial 23 – 39 tahun.

‘’Kedua generasi mencapai 26 persen dari total penduduk Bengkulu. Generasi ini sangat akrab dengan teknologi digital. Hampir seluruh transaksi dilakukan secara digital. Sehingga pelatihan pemasaran digital ini sangat penting untuk mendukung pengembangan kepariwisataan daerah,’’ ujarnya.

Soalnya lanjut Pranoto, prioritas program difokuskan pada pengembangan sector pertanian dan pariwisata. Program ini sudah tertuang dalam RPJMD tahun 2021 – 2026.

Tak hanya itu, Kabid Pemasaran Disbar, Nuning Nurdani, S.Sos, dan Kabid Destinasi, Lenny Kurniat,S.Hut turut menyampaikan tanggapan atas materi paparan Pranoto.

‘’Para peserta ini rata-rata sudah memanfaatkan Medsos sebagai sarana promosi. Tinggal lagi kita memberikan pemahaman untuk meningkatkan kwalitas materi promosi. Mulai dari pembuatan foto produk hingga ragam desain produk,’’ tutur Nuning.

Materi kedua adalah, ‘’Tahapan Pengembangan Pemasaran Digital’’ akan disampaikan dari Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu. Materi ketiga bertajuk ‘’Fotografi untuk promosi digital’’ oleh Erick Jaka Purnama.

Hari kedua Senin, (11/12) juga dengan 3 materi. ‘’Pemasaran digital dalam memajukan pariwisata berdaya saing’’ oleh Asisten II Setdakab, Dr.Asli Samin dan Kadis Kominfo, Dodi Sahdani, S.Sos, MSi dan M. Budianto, MT. Serta, ‘’Bahasa promosi yang efektif dalam promosi digital’’ disampaikan Andika Nugraha.

Sedangkan sesi terakhir ditutup dengan diskusi kelompok evaluasi terhadap praktik pemasaran digital yang telah dilakukan para peserta.

Hari ketiga, Selasa, (12/12) peserta diberikan kesempatan untuk melakukan praktik lapangan pemasaran digital dalam pariwisata. (rhy)

Editor : Rahman Jasin