MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Bupati Rejang Lebong, Drs. Syamsul Effendi, MM mewisuda 75 ‘’nek bong’’ dan ‘’nek bie’’ asal Sekolah Lansia Desa Dusun Sawah dan Kelurahan Dusun Curup. Wisuda dilaksanakan di pendopo rumah dinas bupati pukul 09.00 WIB, Rabu, (22/11).
Ke-75 kakek nenek yang diwisuda itu terdiri dari 31 orang dari Sekolah Lansia Desa Dusun Sawah dan 44 orang dari Kelurahan Dusun Curup.
Sebelum penggeseran kucir topi toga standar I (S1) itu dilakukan bupati, para lansia lebih dulu menampilkan keterampilan seninya. Seperti tari dan lagu jibeak we 0, salawat Jibril dan silat.
Prosesi wisuda disaksikan Dandim 0409, Letkol. Inf. Renaldy, Deputi KSPK BKKBN, Iqbal Apriansyah, Kadis DP3APPKB, Sutan Alim dan unsur Forkopimda lain. Termasuk, Ketua TP PKK, Hj.Hartini Syamsul Effendi dan beberapa kepala dinas instansi jajaran Pemkab Rejang Lebong.
Penggeseran kucir topi toga itu diawali dengan 4 lansia yang terdiri dari wisudawan tertua, Zaini Abu berusia 87 tahun dari Kelurahan Dusun Curup dan Hapsa (83) dari Desa Dusun Sawah. Ditambah wisudawan teraktif Rita Karmila (61) dan Saiful Adha (71) dari Kelurahan Dusun Curup. Bupati menggeser kucir, sertifikat diserahkan Hj. Hartini Syamsul dan selempang dikenakan Iqbal Apriansyah.
Setelah itu dilanjutkan dengan penggeseran kucir secara massal. Bupati Bersama istri, Iqbal Apriansyah mendatangi para wisudawan yang duduk di barisan kursi belakang.
‘’Ini wisuda sekolah lansia tangguh pertama di wilayah Sumbagsel. Ini yang patut kita syukuri. Wisuda Sekolah Lansia ini merupakan sarana pembelajaran di usia senja. Ini membuktikan bahwa usia tidak menjadi penghalang untuk belajar. Serta menjadi motivator anak cucu juga para lansia lain untuk terus belajar dan belajar untuk melepaskan diri dari buta aksara,’’ kata bupati usai mewisuda 75 nek bong dan nek bie itu.
Dikatakan, para peserta didik yang diwisuda ini telah merupakan gambaran nyata tingginya angka harapan hidup masyarakat Rejang Lebong.
menamatkan proses pembelajaran selama 6 bulan di Sekolah Lansia ini terlihat masih aktif dan produktif. Sehingga para Lansia dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik.
‘’Di sekolah lansia ini para lansia dapat berbagi pengalaman antar sesama teman, memupuk rasa kekeluargaan yang tinggi,’’ ujar bupati.
Sedangkan Kadis DP3APPKB, Sutam Alim melaporkan bahwa Sekolah Lansia ini awalnya cukup diminati. ‘’Sekolah Lansia di Kelurahan Dusun Curup awalnya diikuti 90 peserta. Namun, dalam perjalannya tinggal 46 peserta. Kemudia 2 orang meninggal dunia. Yakni, Hamdan (67) dan Holul (62) jadi yang diwisuda hari ini tinggal 44 orang. Di Desa Sawah awalnya diikuti 50 peserta. 3 meninggal dunia, Rahwani, Hudaz dan Mahyudin. Dan tersisa hingga wisuda sebanyak 31 orang,’’ kata Sutan.
Materi pelajaran yang diberikan kepada para lansia ini cukup beragam. Mulai dari dimensi spiritual, dimensi intlektual, dimensi emosional, dimensi sosial, dimensi professional dan vokasional. Serta dimensi lingkungan,’’ jelas Sutan.
Sementara Deputi Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Keluarga, Iqbal Apriansyah lebih dulu mengapresiasi Rejang Lebong yang telah berhasil mewisuda 75 peserta Sekolah Lansia. ‘’Ini wisuda pertama di wilayah Sumbagsel. Dan keberhasilan ini akan kita laporkan ke Jakarta.
‘’Pak Zaini Abu yang merupakan wisudawan tertua berusi 87 tahun. Ini membuktkan bahwa angka harapan hidup di Rejang Lebong sangat tinggi. Karena dalam usia 87 tahun masih sehat dan masih bisa beraktivitas dengan baik. Ini dapat menjadi indicator keberhasilan pimpinan daerah,’’ katanya.
Tahun depan lanjut Iqbal, sekolah lansia akan tetap dilaksanakan. Bukan hanya untuk S1 tapi dapat dilanjutkan dengan S2. ‘’Diharapkan, Rejang Lebong yang berhasil mewisuda 75 lansia ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain. Pola belajar dapat dibuat bervariasi. Misalnya kelas belajar yang berpindah pindah atau mungkin dilakukan di out door. Sehingga ada suasana baru yang didapat para lansia,’’ tutur Iqbal Apriansyah.
Sedangkan 2 wisudawan, Zaini Abu dari Dusun Curup dan Hapsa dari Dusun Sawah mengaku sangat senang bisa ikut belajar di Sekolah Lansia.
‘’Sekolah lansia ini masuk belajarnya 2 kali dalam sebulan. Saya paling suka mendengarkan cerita pengalaman kawan-kawan. Kalua saya agak malu menceritakan pengalaman saya Ketika muda dulu,’’ ungkap Hapsa.
Sementara wisudawan lainnya, Zaini Abu, mengaku menyukai materi keagamaan dan fisik. ‘’Walau sudah berumur 87 tahun, saya masih bisa bekerja di sawah. Tapi, kerjanya yang ringan ringan saja. Sebab, pekerjaan berat ada yang pekerja yang melakukannya,’’ kata Zaini.
Usai penggeseran kucir para wisudawan ditutup dengan aksi foto bersama bupati dan istri. Serta unsur Forkopimda. (rhy/susi)
Editor : Rahman Jasin