MEDIA CENTER REJANG LEBONG- Secara aklamasi, Mabrur Syah, SIP, MHI terpilih sebagai Ketua Tanfizia Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Rejang Lebong masa bakti 2023-2028.

Sedangkan Dr.H. Ngadri Yusro, MAg yang sebelumnya menjabat Ketua Tanfizia selama 3 periode 2008 – 2023 itu terpilih sebagai Rais Am. Pemilihan yang dilaksanakan dalam Konfrensi Cabang (Konfercab) VII di Kantor PCNU Jalan Sukawati Curup, pukul 12.00 WIB, Minggu, (5/11).

Sebelum dipilih secara aklamasi, Mabrur Syah lebih unggul 13 suara dari 15 suara MWC dalam tahap bakal calon. Sedangkan 2 kandidat lainnya, Agusten dan Dr.H.Muh Abuzar, LC masing masing mendapat dukungan 1 suara. Sehingga, Agusten dan Abuzar tidak memenuhi syarat untuk maju sebagai calon ketua.

‘’Alhamdulillah, Konfercab memberi saya amanah untuk memimpin PCNU. Saya bersama 7 formatur diberi waktu paling lambat 1 bulan untuk menyusun komposisi personalia kepengurusan PCNU. Dalam waktu dekat kita akan segera menggelar rapat penyusunan pengurus,’’ ungkap Mabrur Syah.

Tujuh formatur terdiri dari, Ngadri Yusro sebagai ketua, Mabrur Syah (sekretaris). Serta Agusten, Andre, Ombi Romli, AlFuadi, Misbahul Ulum sebagai anggota.

Dikatakan, sidang komisi-komisi telah merumuskan program dan rekomendasi. Komisi program yang dipimpin Prof.Dr.Zabaidi, MAg merekomendasikan pimpinan Tanfizia untuk mengembangkan sector pendidikan. Yakni, mendirikan SD, perguruan tinggi, dan klinik pratama dilokasi Pondok Pesantren Darul Ma’arif di Desa Tanjung Beringin, Curup Utara. Saat itu, pondok pesantren itu baru memiliki SMP dan SMK.

Sedangkan komisi organisasi dan komisi lainnya merekomendasikan konsolidasi organisasi. Mulai dari pengisian formasi majelis wakil cabang (MWC) yang kosong. Hingga membentuk pengurus ranting di desa dan kelurahan yang belum ada MWC.

‘’Diharapkan tahun depan, pembangunan SD sudah bisa dimulai. Hanya saja murid SD-nya tidak mondok seperti SMP dan SMK. Sedangkan untuk perguruan tinggi mungkin jadi program jangka menengah. Sedangkan klinik pratama juga kita upayakan untuk dibangun. Luas lahan pondok kita mencapai 2,5 hektare,’’ tutur Mabrur.

Pondok Darul Ma’arif lanjut Mabrur diharapkan dapat menjadi sekolah rujukan alternatif di Rejang Lebong dengan biaya terjangkau. Tapi, kurikulum pendidikannya sangat bagus. Yakni, gabungan antara kurikulum nasional dan pondok.

‘’Untuk mewujudkan program PCNU itu, tentunya tidak terlepas dari dukungan masyarakat dan pemerintah daerah sebagai mitra. Tanpa dukungan itu, maka, program program yang dirumuskan dalam Konfercab VII tidak akan mudah direalisasikan,’’ demikian Mabrur Syah mengakhiri. (rhy)