Tim Media Center Rejang Lebong – Menyikapi berita penemuan Batu Belapis di Desa Kampung Melayu Kecamatan Bermani Ulu Kabupaten Rejang Lebong dan laporan yang disampaikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong ke kantor Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VII Propinsi Bengkulu dan Lampung,

BPK Wilayah VII membentuk tim dan melakukan survei ke lokasi penemuan.
Survei lakukan pada hari sabtu 2 Maret 2024 yang dipimpin langsung oleh Kepala BPK Wilayah VII, Drs. Nurmatias, dengan tim terdiri dari Rois Leonard Arios, S.Sos. M.Si dan Roma Rio Lubis, S.Sos. Tim didampingi oleh Prof. Dr. R. Cecep Eka Permana guru besar arkeologi dari Universitas Indonesia.

Di Lapangan tim didampingi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang yang terdiri dari Kabid Kebudayaan, Primata Lusiana, SE, Pamong Budaya Rizal Fahlevi, S.Sos, dan Sri Wahyuni, SM dan Joko Wantoro. Sedangkan dari pihak Kecamatan Bermani Ulu hadir Sekretaris Cmat Kecamatan Bermani Ulu, Ren Suharyadi, Kepala Desa Kampung Melayu, Handoyo beserta perangkat desa, dan Saikul selaku penemu Batu Belapis tersebut.

Tim BPK Wilayah VII melakukan pengamatan terhadap kondisi batuan dan kondisi geografis lokasi temuan. Kepala BPK Wilayah VII mengatakan bahwa dari hasil survey, sementara ini yang bisa disimpulkan adalah batu belapis tersebut merupakan bentukan alam sebagai akibat dari aktivitas letusan gunung Merapi.

“Kita tidak menemukan ada artefak atau tanda-tanda aktivitas manusia di lokasi batu belapis. Temuan arkeologi harus didasarkan pada data adanya temuan aktivitas manusia sebagai bukti adanya peradaban”, ujar Nurmatias.

Lebih lanjut Prof. Dr. R. Cecep Eka Permana menjelaskan, “batu belapis yang kita lihat saat ini sementara ini kita simpulkan sebagai batuan hasil bentukan alam. Hal seperti ini walaupun termasuk fenomena langka tapi juga dijumpai juga beberapa negara termasuk Indonesia yang memiliki gunung merapi. Terbentuk dari magma yang membeku diistilahkan dengan Columnar Joint. Hal ini didukung dengan keberadaan gunung merapi yang ada di sekitar temuan”.

“kita juga berharap jika masyarakat menemukan benda-benda tinggalan seperti gerabah atau peralatan hidup pada masa lalu di sekitar temuan bisa segera dilaporkan ke pihak dinas atau BPK Wilayah VII. Untuk saat ini temuan batu belapis bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata karena memiliki potensi seperti Sungai, bunga rafflesia, dan juga batu belapis sebagai daya tarik” ujar Prof Cecep yang merupakan putra asli Bengkulu. ( Ttg )