MEDIA CENTER REJANG LEBONG — Perkumpulan Mitra Masyarakat Inklusif (PMMI) Provinsi Bengkulu bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) menggelar sosialisasi ketenagakerjaan bagi penyandang disabilitas, Kamis (14/8/2025), di Rumah Makan Rakiti, Curup, Rejang Lebong.

Kegiatan yang dimulai pukul 10.30 WIB ini dihadiri oleh Kepala Disnakertrans Rejang Lebong, Syamsir, SKM, MKM, serta diikuti oleh sekitar 30 pelaku usaha dan penyandang disabilitas dari wilayah setempat.

Ketua PMMI Provinsi Bengkulu, Irna Riza Yuliastuty, S.Sos, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendorong perluasan akses kerja bagi penyandang disabilitas, khususnya di sektor swasta.

“Ini merupakan langkah awal untuk membuka peluang kerja bagi teman-teman disabilitas di berbagai sektor. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, disebutkan bahwa satu persen dari formasi kerja di sektor swasta diperuntukkan bagi penyandang disabilitas,” ujar Irna.

Lebih jauh, Irna menjelaskan bahwa kegiatan ini juga penting untuk menginventarisasi tenaga kerja difabel yang telah bekerja di sektor swasta, sekaligus membangun komitmen dunia usaha untuk lebih inklusif dalam merekrut pekerja difabel.

Data yang dihimpun PMMI menyebutkan, jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Rejang Lebong saat ini mencapai sekitar 1.100 orang, sementara di Kota Bengkulu terdapat sekitar 600 orang.

Irna juga mendorong pelaku usaha untuk mengalokasikan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) guna meningkatkan kapasitas dan kompetensi difabel melalui pelatihan kerja dan program pemagangan.

“Untuk memenuhi standar kompetensi kerja, penyandang disabilitas perlu mendapatkan pelatihan. Bisa dilakukan di Balai Latihan Kerja (BLK) maupun melalui magang langsung di dunia industri,” katanya.

Kepala Disnakertrans Rejang Lebong, Syamsir, mengapresiasi inisiatif PMMI. Ia menekankan pentingnya pendataan yang akurat terhadap penyandang disabilitas, agar dapat diketahui secara rinci kompetensi mereka.

“Setelah dilakukan pendataan berdasarkan kompetensinya, kita bisa menyusun pola dan strategi pemagangan difabel yang tepat di berbagai sektor,” ujar Syamsir.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Bank Maroba Ite yang telah mempekerjakan satu penyandang disabilitas. Menurutnya, langkah ini dapat menjadi contoh bagi pelaku usaha lain di Rejang Lebong untuk memberikan ruang kerja yang setara bagi difabel.(rahman)