Media Center Rejang Lebong – Penjabat Bupati Sarolangun, Jambi, Bachril Bakri kembali mengunjungi Rejang Lebong. Rombongan bupati disambut Sekdakab, Yusran Fauzi, ST di Balai Pat Petulai—rumah dinas bupati—pukul 17.30 WIB, Jum’at, (22/3).

Dalam kunjungan kedua ini, Bachril Bakri tetap didampingi beberapa pejabat terkait. Diantaranya, Sekdakab Sarolangun, Dedy Hendri, Asisten I Setda, Arif Ampera, Asisten II Setda, Kurniawan. Ditambah Kadis Perindagkop, Muslihadi dan Kadis Ketahanan Pangan, H. Muhammad. Serta Kadis Peternakan dan Perikanan, Dul Muis.

Sedangkan Sekda Rejang Lebong, Yusran Fauzi didampingi beberapa kepala dinas instansi. Yakni, Asisten I Setda, Pranoto Majid, SH, MSi. Plus beberapa pejabat yang baru dilantik. Diantaranya, Kadis Pertanian dan Perikanan, Ir. Amrul Eby, MSi, Kadis Perindagkop dan UMKM, Anes Rahman, S.Sos. Dua staf ahli, Ir. Zulkarnain, MT dan Dra. Upik Zumratul Aini, MSi. Serta Kepala Bappeda, Khirdes Lapendo Pasju, S.STP, MSi. Termasuk Kabag Pemerintahan Boby Harpa S.STP dan Kabag Perekonomian, Zen Pinani, S.Sos, MSi.

‘’Kami datang ke Rejang Lebong ini untuk menindaklanjuti kerjasama Pemkab Sarolangun dengan Pemkab Rejang Lebong yang diteken 10 November 2023 lalu tentang pengembangan pembangunan dan potensi daerah. Khususnya, tentang Kerjasama pengadaan sayur-sayuran untuk menekan angka inflasi Sarolangun,’’ ungkap Bachril Bakri.

Jadi lanjut Bachril Bakri, kunjungan ini juga merupakan koordinasi dengan Rejang Lebong selaku daerah penghasil. Tujuannya untuk memastikan ketersediaan sayur-sayuran jika terjadi indikasi kenaikan harga yang melambung tinggi.

‘’Saat ini, harga cabe merah di Sarolangun masih Rp60.000 per kg. beberapa jenis sayuran yang kami butuhkan itu berupa cabe merah, cabe rawit, dan beras. Seluruhnya ada di Rejang Lebong,’’ tutur Bachril.

Diakui Bachril, Pemkab Sarolangun bekerjasama dengan TNI tengah mengembangkan beberapa jenis komoditi. Seperti cabe, terong dan singkong beracun. Serta kopi diareal lahan seluas 30 hentare. 6 hektare diantaranya untuk kebun cabe , singkong dan terong.

‘’Diharapkan MoU yang dibangun dengan Rejang Lebong ini dapat ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjsama antar instansi terkait. Khususnya Dinas Perindagkop Rejang Lebong dan Dinas Perindagkop Sarolangun,’’ paparnya.

Sementara Sekdakab Rejang Lebong, Yusran Fauzi, mengaku siap merealisasikan perjanjian kerjasama yang diajukan Pemkab Sarolangun.

‘’Harga cabe mahal karena biaya produksinya memang mahal. Kini, kita mendapat bantuan pengembangan cabe seluas 20 hektare dari pusat. Bahkan, PKK juga telah menanam cabe secara serentak. Petani cabe kita terikat dengan induk semang selaku pemodal. Sehingga hasil panen cabe didominasi induk semang. Sehingga petani tidak berani menjual hasil panen ke sembarang orang,’’ kata Sekda.

Sedangkan Staf Ahli Bupati, Ir. Zulkarnain MT selaku mantan Kadis Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong menguraikan luasan kebun cabe.

‘’Hingga Februari 2024, luan panen cabe merah mencapai 465 hektare. Dan cabe rawit 264 hektare. Sedangkan luas tanam cabe merah 814 hektare dan cabe rawit 368 hektare,’’ jelas Zulkarnain.

Staf Ahli yang mantan Kadis Perindagkop Rejang Lebong, Dra. Upik Zumratul Aini, MSi, menuturkan, inflasi dipengaruhi harga cabe dan bawang merah.

‘’Harga cabe merah besar di Rejang Lebong selama kurun Januari – Maret berfluktuasi Rp30.000, Rp40.000 hingga Rp70.000 per kg. Cabe merah keriting Rp35.000 – Rp40.000 per kg. Sedang cabe rawit Rp50.000 per kg,’’ katanya.

Usai berdiskusi singkat, rombong Bupati Sarolangun bersama para pejabat jajaran Pemkab Rejang Lebong langsung berbuka puasa. Serta dilanjutkan dengan sholat tarawih berjemah di mushola yang ada di lingkungan rumah dinas bupati. (rhy)