MEDIA CENTER REJANG LEBONG-Bupati Rejang Lebong, HM Fikri Thobari SE MAP, menerima kunjungan lima siswa SMP Al Azhar 52 Kota Bengkulu yang tengah menyiapkan riset untuk kompetisi inovasi sains di Selangor, Malaysia, pada 20–26 September 2025.

Kelima siswa dari kelas VIII dan IX itu mengembangkan produk berbasis jeruk gerga, buah khas Rejang Lebong. Kulit jeruk diolah menjadi pasta gigi herbal, sementara daging kulitnya dijadikan sirup. Inovasi tersebut diharapkan mampu bersaing di kancah internasional sekaligus memperkenalkan kearifan lokal ke dunia.

Bupati Fikri menegaskan dukungannya terhadap langkah kreatif para pelajar.

“Saya bangga, karena penelitian ini bukan hanya karya ilmiah, tetapi juga wujud nyata anak-anak kita mengangkat potensi daerah. Jeruk gerga adalah identitas Rejang Lebong, dan kini dibawa ke panggung global,” kata Bupati Fikri Sabtu 16 Agustus 2025.

Menurut Fikri, jeruk gerga selama ini dikenal sebagai buah unggulan yang hanya tumbuh di wilayah tertentu di Bengkulu. Namun, pemanfaatan kulitnya sebagai bahan dasar pasta gigi dinilai sebagai terobosan yang memperluas nilai ekonomi buah tersebut.(bisma/mcrl/protokol)

Dina Adeko, salah satu wali murid yang hadir, menyebut pengalaman ini sangat berharga bagi siswa.

“Mereka tidak hanya belajar sains, tetapi juga membawa nama baik sekolah dan daerah. Semoga di Malaysia nanti bisa meraih hasil terbaik,” ujarnya.

Jeruk Gerga, Ikon Rejang Lebong

Jeruk gerga atau jeruk besar merupakan varietas khas yang tumbuh di dataran tinggi Rejang Lebong. Ukurannya lebih besar dibanding jeruk biasa, dengan cita rasa manis bercampur asam segar. Buah ini kerap menjadi oleh-oleh khas daerah, namun pemanfaatannya masih terbatas pada konsumsi langsung.

Melalui inovasi siswa SMP Al Azhar 52 Bengkulu, jeruk gerga kini dilihat memiliki potensi lebih luas sebagai bahan dasar produk kesehatan dan minuman olahan.

Lima siswa terpilih akan berangkat ke Selangor untuk mewakili sekolah sekaligus membawa nama Bengkulu dan Indonesia. Mereka diharapkan mampu menunjukkan bahwa kreativitas generasi muda daerah mampu bersaing secara global, tanpa meninggalkan akar lokal.(bisma/mcrl/protokol)