MEDIA CENTER REJANG LEBONG– Di bawah cahaya lampu yang temaram, puluhan anggota Gerakan Pramuka berdiri tegak di halaman Rumah Dinas Bupati Rejang Lebong, Rabu (13/8/2025) malam. Suara lantang mereka mengucapkan Tri Satya Pramuka dan Dasa Darma Pramuka memecah keheningan, menghidupkan kembali janji yang telah menjadi napas pergerakan selama puluhan tahun.

Bupati Rejang Lebong H.M. Fikri Thobari, SE, M.AP, yang juga Ketua Majelis Pembimbing Cabang Gerakan Pramuka (Kwarcab) 0702, memimpin langsung prosesi Ulang Janji dan Renungan Hari Pramuka ke-64. Baginya, ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan peneguhan komitmen generasi muda di tengah derasnya arus perubahan.

“Gerakan Pramuka memiliki tujuan mulia: mendidik generasi muda melakukan hal-hal positif, menanamkan norma-norma yang berlaku di masyarakat, serta menyiapkan mental yang kuat untuk menjaga keutuhan NKRI,” ujar Fikri.

Jejak Sejarah
Tradisi Ulang Janji berakar dari budaya kepanduan dunia yang masuk ke Indonesia sejak era Pra-Kemerdekaan. Di setiap peringatannya, anggota Pramuka diajak merenungkan kembali nilai-nilai seperti disiplin, pengabdian, dan persatuan. Di Rejang Lebong, tradisi ini terus dijaga sebagai tanda bahwa semangat Pramuka tidak pernah usang.

Tema Hari Pramuka ke-64 tahun ini, “Kolaborasi untuk Membangun Tatanan Bangsa Bersama Generasi Rejang Lebong yang Bahagia dan Istimewa”, menurut Fikri, relevan untuk memperkuat soliditas masyarakat di tengah tantangan zaman.

Tantangan Zaman Digital
Fikri menyoroti bahwa di era teknologi dan media sosial, nilai gotong royong dan kesetiaan pada Pancasila kerap tergerus. “Pancasila adalah pemersatu bangsa dan rumah kita bersama. Jadilah generasi masa depan yang berguna dan membanggakan,” pesannya.

Lebih dari Sekadar Upacara
Acara ditutup dengan doa bersama, meninggalkan kesan bahwa menjadi Pramuka bukan hanya mengenakan seragam cokelat, tetapi juga siap mengabdi, menjaga persatuan, dan membangun masa depan.(mcrl/protokol/bambang/hadi)