MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rejang Lebong menyatakan komitmennya dalam mendukung pengembangan kualitas dan produktivitas musisi lokal.
Hal ini disampaikan oleh Asisten II Setdakab Rejang Lebong, Dr. H. Asli Samin, S.Kep., M.Kep., saat memberikan materi pada pelatihan pelaku ekonomi kreatif subsektor musik yang digelar di Hotel Golden Rich, Curup, Senin 28 April 2025 pukul 14.00 WIB.
“Aspek seni dan budaya, khususnya musik, sangat penting dalam pengembangan sektor pariwisata daerah. Oleh karena itu, di bawah kepemimpinan Fikri-Hendri, Pemkab berupaya mendukung peningkatan kualitas dan produktivitas para musisi Rejang Lebong,” ungkap Asli Samin.
Ia berharap, pelatihan ini mampu mendorong kolaborasi antara musisi, Pemkab, dan pengelola destinasi wisata untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan.
“Rejang Lebong memiliki 31 destinasi wisata, delapan di antaranya adalah wisata buatan. Musisi dapat berkontribusi besar, misalnya dengan mengadakan konser musik rutin di Danau Mas Harun Bastari yang promosinya bisa diperluas. Lokasi lainnya seperti Danau Talang Kering dan Danau Bermanei di Desa Pahlawan, Curup Utara, juga sangat potensial untuk kegiatan serupa. Begitu juga Kebun Bunga Syandana, Pesona 88, dan Tebing Suban,” jelasnya.
Asli Samin juga menegaskan pentingnya produktivitas pascapelatihan. “Kalau sebelum pelatihan lagu yang diciptakan masih sedikit, maka setelah ini harus lebih banyak karya musik yang lahir. Musik bukan hanya ekspresi seni, tapi juga bisa menjadi sumber penghasilan,” tambahnya.
Sementara itu, Edi Musa—seorang musisi sekaligus pencipta lagu daerah—mengungkapkan masih kurangnya jumlah pencipta lagu Rejang. Ia mendorong agar Pemkab mengaktifkan kembali ajang festival dan lomba cipta lagu daerah.
“Kita kekurangan lagu-lagu Rejang. Untuk menggairahkan para musisi, perlu diperbanyak event seperti festival dan lomba nyanyi atau cipta lagu daerah. Sudah lama kegiatan seperti ini tidak diadakan,” ujar Edi Musa.
Dalam sesi diskusi, beberapa peserta mempertanyakan ketersediaan fasilitas rekaman di Kota Curup. “Kalau kami menciptakan banyak lagu, apakah ada dapur rekaman yang siap membantu?” tanya Hendra, musisi dari Kelurahan Air Putih Baru.
“Kita punya studio rekaman di Curup, asalkan lagunya benar-benar berkualitas. Kita juga berharap pemerintah bisa ikut berperan aktif membantu,” jawab Edi Musa.
Pertanyaan lain datang dari Dedi Fernando terkait akses dana hibah dari pemerintah daerah. “Bagaimana cara mendapatkan dana hibah dari Pemkab?”
Asli Samin menjawab, “Ajukan proposal atas nama kelompok yang telah memiliki izin resmi, bukan perorangan. Jelaskan dengan rinci kebutuhan dan tujuan dari dana tersebut dalam proposal.” (rahman)