MEDIA CENTER REJANG LEBONG – Lebih dari 8000 peserta meriahkan karnaval peringatan Hari Pahlawan ke-78. Para peserta dilepas Bupati Rejang Lebong, Drs.H. Syamsul Effendi, MM didampingi unsur Forkopimda dan istri di depan Rumdin Bupati sekitar pukul 08.45 WIB, Sabtu, (11/11).

Sebelum bendera start dikibarkan, bupati bersama unsur Forkopimda yang mengenakan pakaian ala pejuang kemerdekaan Angkatan 45 itu lebih dulu menyaksikan atraksi music dhol dari Batalyon Gatra Adi Pradana SPN Polda Bengkulu asuhan Kepala SPN, Kombes.Pol. Asril Kurniansyah, SH. Penampilan batalyon yang mengkolaborasikan dhol dengan music tradisi nusantara itu mendapat sambutan hangat penonton. Terlebih, batalyon ini juga menampilan Tari Perang Enggano sebagai pelengkap.

‘’Hari ini kita melaksanakan pawai pejuang. Sebelumnya kita melaksanakan upacara dilokasi pertempuran Taba Renah. Banya para pejuang gugur dalam pertempuran itu. Setelah itu kita lanjutkan dengan ziarah di taman makam pahlawan. Karnaval ini diikuti pelajar SD sampai SMA/SMK, TNI, Brimob, organisasi masyarakat dan kepemudaan. Rangkaian peringatan Hari Pahlawan termasuk karnaval ini diharapkan dapat meningkatkan nilai nilai patriotism dan nasionalisme kita. Sekaligus menambah kecintaan kita kepada para pahlawan yang telah mengobarkan darah, air mata dan nayawa dalam merebut kemerdekaan,’’ ungkap bupati.

Karnaval pejuang ini lanjut bupati, merupakan karnaval pejuang pertama yang dilaksanakan di Kota Curup. Bisa jadi, baru Rejang Lebong yang menggelar karnaval ini.

‘’Mari kita isi kemerdekaan ini dengan peran kita masing masing. Siapapun kita, apapun kapasitasnya, kita harus ikut ambil bagian dalam pembangunan daerah ini. Sebagai bupati saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya karnaval ini. Pada hari ini kita tampil beda. Pak Kapolres, Pak Dandim, Pak Ketua DPRD dan saya sendiri,’’ ujar bupati.

Sementara Kadis Dikbud Rejang Lebong, Rezza Pahlevie, SH selaku ketua panitia pelaksana karnaval dengan semangat tinggi melaporkan pelaksanaan karnaval.

‘’Merdeka atau mati..!!!’’ teriak Rezza berulang ulang. ‘’Karnaval pendidikan ini diikuti 8000 lebih peserta. Terdiri dari pelajar SD, SMP, SMA/SMK. Ditambah peserta TNI, Brimob dan organisasi masyarakat. Termasuk pemuda. Karnaval ini juga dimeriahkan marching band dari sekolah sekolah,’’ jelas Rezza.

Rezza berharap karnaval pejuang ini dapat menumbuhkan semangat patriotisme generasi penerus. Karena lanjut Rezza menyitir pesan pahlawan Ir. Soekarno, ‘’Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya,’’ kata Rezza yang mengenakan pakaian ala jawara lengkap dengan golok terselip di pinggang dengan kain sarung melingkar di leher.

Usai dilepas bupati, peserta upacara langsung bergerak ke arah bundaran Sukawati. Terus berbelok ke arah pasar tengah berputar di bundaran Bang Mego dan finish di Lapangan Setia Negara.

Peserta karnaval ini tampak sangat kreatif. Misalnya, Kodim 0409 Rejang Lebong menampilkan sosok Jenderal Soedirman yang memakai jas panjang dan blangkon duduk di dalam tandu diiringi pasukannya. Bahkan, saat tiba di depan panggung kehormatan, Jenderal Soedirman lebih pamitan dengan Presiden Soekarno yang diperagakan Ketua DPRD, Mahdi Husen. Ketika itu, Mahdi mengenakan baju putih putih lengkap dengan peci dan kaca mata hitam. Jenderal Soedirman pamit untuk melakukan grilya.

Lebih unik lagi, ada peserta lain yang duduk di atas gerobak dorong dengan bambu menancap dari punggung hingga tembus ke perut.

Sehingga, suasana karnaval pejuang ini benar-benar mengambalian imajinasi penonton ke masa awal kemerdekaan tahun 1945. (rhy)

Editor : Rahman Jasin